Keadaan Penduduk Kabupaten Tebo
Selama periode 2020–2024, jumlah penduduk Kabupaten Tebo terus mengalami peningkatan yang stabil, dari 337.669 jiwa pada tahun 2020 menjadi 355.262 jiwa pada 2024. Pertambahan sekitar 17 ribu jiwa dalam lima tahun mencerminkan pertumbuhan demografis moderat yang dapat menjadi potensi sekaligus tantangan, terutama dalam hal penyediaan lapangan kerja, layanan pendidikan, dan kesehatan. Kenaikan jumlah penduduk ini juga beriringan dengan pertumbuhan ekonomi daerah, yang dapat mendorong peningkatan konsumsi dan aktivitas ekonomi lokal jika dikelola secara produktif.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kabupaten Tebo mengalami fluktuasi ringan, berada di kisaran 69%–71%. Tertinggi pada 2020 (71,13%), kemudian menurun pada 2022 (69,02%), dan sedikit membaik di tahun berikutnya. TPAK yang stabil di atas 69% menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk usia kerja di Tebo tetap aktif secara ekonomi, meskipun ada sedikit penurunan partisipasi yang bisa terkait dengan faktor pendidikan, pandemi, atau keterbatasan lapangan kerja.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Tebo cenderung mengalami penurunan, dari 2,95% pada 2020 menjadi 1,38% di 2022, yang merupakan titik terendah dalam lima tahun terakhir. Namun, TPT kembali meningkat di 2023 (1,71%) dan 2024 (2,50%), menandakan adanya tantangan baru dalam penyerapan tenaga kerja, meskipun partisipasi angkatan kerja (TPAK) tetap stabil. Kenaikan ini dapat mencerminkan kesenjangan antara pertumbuhan angkatan kerja dan kemampuan pasar kerja dalam menyerapnya.
Angkatan Kerja, Penduduk Bekerja dan Pengangguran
Menurut BPS, angkatan kerja adalah penduduk usia 15 tahun ke atas yang termasuk dalam:
Penduduk bekerja, dan
Pengangguran (sedang mencari pekerjaan atau mempersiapkan usaha).
Penduduk yang melakukan pekerjaan selama seminggu sebelum survei (pekan lalu), baik:
Pekerjaan penuh maupun paruh waktu
Termasuk yang sementara tidak bekerja tetapi memiliki pekerjaan (cuti, libur, dsb.)
Adalah orang yang:
Tidak bekerja, tetapi
Sedang mencari pekerjaan, atau
Sedang mempersiapkan usaha, atau
Sudah diterima bekerja tapi belum mulai bekerja
Pembangunan Manusia
Grafik ini menunjukkan perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Tebo dalam periode 2020–2024. Nilai IPM terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, dari 70,51 pada 2020 menjadi 72,67 pada 2024.
Kenaikan IPM Kabupaten Tebo dari 70,51 menjadi 72,67 selama 2020–2024 merupakan sinyal positif bahwa kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat terus membaik.
IPM adalah ukuran yang digunakan untuk melihat sejauh mana pembangunan manusia di suatu daerah. IPM dihitung dari tiga komponen utama:
Umur Harapan Hidup
Menggambarkan rata-rata usia yang diharapkan dapat dicapai oleh penduduk. Semakin tinggi nilainya, semakin baik kondisi kesehatan masyarakat.
Pendidikan
Terdiri dari dua ukuran:
Harapan Lama Sekolah, yaitu berapa lama anak usia sekolah diperkirakan bisa menempuh pendidikan.
Rata-Rata Lama Sekolah, yaitu berapa lama rata-rata penduduk usia dewasa benar-benar sudah bersekolah.
Semakin tinggi angka ini, berarti akses dan kualitas pendidikan semakin baik.
Pengeluaran per Kapita Disesuaikan
Menggambarkan rata-rata kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Angka ini menunjukkan daya beli dan tingkat kesejahteraan masyarakat.
Selama periode 2020–2024, umur harapan hidup di Kabupaten Tebo mengalami peningkatan yang stabil. Pada tahun 2020, angka harapan hidup tercatat 73,02 tahun dan terus meningkat hingga mencapai 73,62 tahun pada tahun 2024. Kenaikan ini menunjukkan adanya perbaikan kondisi kesehatan masyarakat, akses layanan kesehatan, serta pola hidup yang lebih baik.
Indikator harapan lama sekolah juga memperlihatkan tren positif. Pada 2020, angka harapan lama sekolah berada di 12,6 tahun, lalu meningkat hingga mencapai 12,93 tahun pada 2024. Lonjakan terbesar terjadi pada periode 2022–2023, menandakan adanya peningkatan akses pendidikan dan dukungan kebijakan di sektor pendidikan.
Rata-rata lama sekolah masyarakat Tebo juga menunjukkan perbaikan. Dari 7,58 tahun pada 2020, meningkat bertahap menjadi 8,04 tahun di 2024. Hal ini mencerminkan semakin banyaknya masyarakat yang menempuh pendidikan lebih lama, seiring dengan meningkatnya kesadaran pentingnya pendidikan dan ketersediaan fasilitas belajar.
Dari sisi ekonomi, pengeluaran per kapita yang disesuaikan juga meningkat cukup signifikan. Pada 2020, nilainya sebesar 10.389 ribu rupiah, lalu terus naik hingga mencapai 11.415 ribu rupiah pada 2024. Kenaikan ini menggambarkan adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat serta daya beli yang semakin membaik.